KUIS HOAX (Sel, 16 Okt 2018)

KUIS HOAX



  • Apa itu HOAX 
         Ada apa dengan hoax yang ingin membuat orang percaya pada mereka? Mengapa terdapat berbagai jenis hoax terus beredar di Internet? Beberapa orang mengutip bahwa mereka yang menikmati lelucon adalah orang yang sakit dan seperti tidak bersalah mengeksploitasi dan menyebar hoax. Mereka berfikir bahwa merupakan karakteristik dalam diri kita dimana kita akan mau percaya apa yang diberitahukan, tidak peduli betapa memalukannya hal tersebut. Penyampaian pesan hoax dilakukan secara tegas.   
         Ketika pengguna merasa tidak yakin akan suatu hal, maka pengguna  harus menghubungi Layanan Informasi Service Desk untuk meminta bantuan atau bimbingan. Suatu pesan hoax akan menyebarkan ketakutan dan ketidakpastian sehingga menyebabkan hilangnya waktu produktif oleh pengguna dan informasi Layanan. Pesan hoax biasanya disampaikan kepada pengguna lain yang berawal dari kebodohan, bukan kebencian. Pesan ini sering melaporkan adanya ancaman bahwa ini merupakan sebuah malware yang dapat melakukan kerusakan besar terhadap PC anda, bahkan ada banyak yang mengatakan sesuatu yang berlebihan seperti bahwa hardware sedang kritis dan akan dihacurkan.
      Dengan menekankan kepada keparahan dari pesan sehingga membuat user memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk meneruskan pesan tersebut kepada orang lain. Hoax akan meminta anda untuk meneruskan pesan tersebut ke sebanyak mungkin orang. Dalam malware salah satu contoh dari hoax yang berbahaya adalah CLEANMGR.EXE. Jika anda menemukan file ini pada sistem anda, anda harus menghapusnya karena hoax tersebut daoat ikut terbawa dan menyebar pada saat kita mengirimkan sebuah email.

Sumber Buku :
Judul : Kupas Tuntas Malware
Tahun : 2010
Penerbit : PT. Elex MediaKomputindo
Web Page : http://www.elexmedia.co.id

  • Pembahasan HOAX
                Perkembangan teknologi yang semakin cepat harus diiringi juga dengan pola pikir pengguna media sosial sehingga akan terjadi keselarasan dalam kemajuan zaman. Sehingga dalam menerima dan meyebarkan informasi melalui teknologi seseuai dengan fakta kebenarannya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan fenomena berita bohong (hoax) melalui saluran media social dan media online dan bagaimana cara mencegah berita bohong (hoax) tersebut. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, fenomenologi digunakan untuk melihat dan mendeskripsikan data dan fakta yang terjadi tentang hoax dan penyebarannya melalui berita-berita di media sosial atau pun media online. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemajuan teknologi yang mudah dan murah menjadi factor penentu dalam mengakses informasi, selain itu para pegiat media sosial agar lebih cerdas dalam menggunakan informasi yaitu pemahaman terhadap literasi media yang umumya dianggap sebagai sumber kebenaran, serta pentingnya peran pemerintah dalam mengontrol penyebaran berita bohong (hoax) hal ini sebagai penentu kebijakan hukum seperti yang telah tertuang dalam UU ITE.
  • Mencegah Penyebaran HOAX
Hati-hati dengan judul provokatif 
      Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat berita palsu itu.
   
Cermati alamat situs 
          Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Berita yang berasal dari situs media yang sudah terverifikasi Dewan Pers akan lebih mudah diminta pertanggungjawabannya. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi tak sampai 300. Artinya, terdapat setidaknya puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti diwaspadai. Periksa fakta Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi seperti KPK atau Polri?  

Perhatikan keberimbangan sumber berita
        Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh. Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita, sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.

Cek keaslian foto 
        Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.   

Ikut Dalam grup diskusi anti-hoax 
        Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti-hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Di grup-grup diskusi ini, warganet bisa ikut bertanya, apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang. 

Sumber :
http://ravii.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/3552/ANALISIS+PENYEBARAN+BERITA+HOAX++DI+INDONESIA.pdf

  • Berita HOAX
               Penemuan teknologi yang satu ini terbilang unik. Seorang yang berprofesi sebagai tukang las bernama I Wayan Sutawan alias Tawan itu sukses menarik perhatian seluruh tanah air. Pria asal Bali itu menciptakan lengan robot ala superhero Iron Man. Tawan mengaku bahwa lengan tersebut bekerja berdasarkan perintah langsung dari otaknya dengan alat pemicu yang ada di kelapanya. Namun hal itu kemudian dibantah oleh sejumlah peneliti yang melihat langsung wujud lengan tersebut. Mereka menyatakan mustahil mewujudkan kendali lengan robot oleh otak karena lengan robot tersebut dibuat
tanpa proses komputerisasi.

  • Analisis 1-2

        Peristiwa penyebaran berita hoax yang sedang marak terjadi di Indonesia menyebabkan keresahan di masyarakat. Hal ini dapat di sikapi oleh para pengguna media sosial agar menjadi netter yang cerdas dan lebih selektif serta berhati-hati akan segala berita atau pun informasi yang tersebar. Diharapkan pula untuk tidak langsung percaya dari berita atau informasi yang diterima. Cari tahu darimana sumber berita tersebut dan menggali informasi lebih jauh dari berita atau informasi yang didapat. 
          Jangan mudah terprovokasi dengan menyebarluaskan kembali berita atau informasi yang belum jelas benar atau tidaknya. Jadilah pengguna media sosial serta masyarakat Indonesia yang cerdas. Pemerintah diharapkan lebih cepat lagi merespon hoax yang beredar dimasyarakat sehingga dapat meminimalisasi kegaduhan atau keresahan yang terjadi dimasyrakat dan Pemerintah harus lebih giat lagi mensosialisasikan UU ITE agar masyarakat lebih paham lagi cara menggunakan media sosial dan internet dengan cerdas dan bijaksana dan kiraya media sosail dan internet digunakan untuk kebaikan hidup dan membaikkan kehidupan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Bisnis Pada Bhinneka.com

Kuis MikroTik Dasar & Konfigurasi Remote Menggunakan WinBox || Tugas Jaringan Komputer